Bab 182
Tubuh mungil wanita itu tiba-tiba melekat erat padanya, tangan-tangan kecil nan lembut memeluk pinggangnya. Beni seketika tertegun.
Di balik tatapan dinginnya, gelombang emosi kelam bergemuruh. Jakunnya bergerak perlahan saat aroma tubuhnya menyeruak dan membawa kelembutan tubuh yang sulit diabaikan.
Dia langsung mengenali siapa itu, Nadira.
L berbalik. Tatapan dinginnya belum sempat mendarat di wajahnya, tetapi matanya langsung tertuju pada jaket pria yang terbungkus di bahunya.
Wajah Beni tiba-tiba menjadi suram.
Nadira mendongak, mata beningnya penuh dengan kilauan lembut seperti sedang memohon. "L ... "
Jadi begini caranya mendekati pria? Lembut seperti air, anggun dan menggoda. Membayangkan dia menggunakan tatapan yang sama pada Ronald, dada Beni langsung membara oleh amarah yang membuncah.
Pria itu dengan kasar menyingkirkan tangan mungil yang memegangnya. Tatapan matanya penuh sindiran dan berkata dengan kasar, "Siapa yang menyuruhmu menyentuhku? Apa kamu lupa aku punya prinsip
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda