Bab 183
Lestari selalu benar, selalu tidak bersalah, seorang yang baik hati dan tulus.
Sedangkan dia, apakah dianggap terlalu sempit hati?
Di mata Nadira, ada perasaan tertekan yang dipenuhi dengan dingin dan kesakitan. Sebuah api kecil mulai menyala di dalam dirinya, lalu dia tertawa sinis dan berkata, "Jadi, kamu menyalahkanku hanya karena dia?"
"Aku hanya menilai dari segi permasalahan, bukan dari orangnya," jawab Beni dengan alis berkerut. Saat melihat mata Nadira yang mulai berlinang air mata, ada sedikit rasa iba yang muncul dalam hatinya.
Tak disangka, di saat berikutnya, Nadira dengan penuh keputusasaan menunjuknya dan memaki, "Kamu ini pria secerdas itu, tapi tetap saja bodoh. Apa kamu tahu kenapa Lestari membenciku? Kalau begitu, pergi saja dan hidup dengan dia, kakak, adik yang baik!"
"Ulangi sekali lagi? Kamu yang nggak menjaga dirimu, lalu datang menuduh aku dan Lestari. Aku rasa aku terlalu memanjakanmu!" ujar Beni.
Beni tiba-tiba meraih pergelangan tangan kecilnya dan menekannya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda