Kue pancong
"Ini sayang, kamu minum dulu ya." Mas Al menyodorkan ku segelas air putih.
"Makasih Mas," segera ku minum minuman itu hingga tandas. Tenggorokan ku mengering seketika mendengar ucapan mami Intan tadi.
"Jadi, masa iddah mu belum selesai Wik?" Kembali wanita paruh baya itu bertanya padaku.
"Belum Mi." Aku hanya menjawabnya singkat.
"Al, mami harap kami segera nikahi Dewi setelah masa iddah nya selesai. Mi nggak mau terjadi hal buruk lagi pada kalian," ujar mami Intan di sela menikmati makan malamnya.
"Iya Mi. Al, akan langsung nikahi Dewi. Begitu selesai masa iddahnya."
Makan malam itu berjalan dengan lancar. Meskipun sedikit drama yang terjadi. Namun tak mengurangi rasa bahagia diantara kami. Meskipun aku masih sedikit was-was dengan kehamilanku ini.
Mas Al mengantarku pulang. Tak henti-hentinya senyum mengembang dari bibirnya mengiringi perjalanan kami.
"Kamu tahu sayang?" Aku pun menoleh kearahnya. "Malam ini adalah malam yang paling bahagia dalam hidupku. Lega rasanya mami merestui h
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda