Pasrah
Dokter Leonard terus menjelaskan kondisi janinku, perkembangannya, dan nasehat-nasehat agar janinku tetap sehat. Aku tak begitu mendengarkannya. Larut dengan pikirkan ku sendiri.
"Bu Dewi, apa anda paham dengan penjelasan saya?" tanyanya mengrenyit, tahu aku malah melamun.
"Iya Dok," jawabku sekenanya.
"Jangan terlalu banyak pikiran Bu. Tidak baik untuk kesehatan ibu. Oh iya, mana Mas Guna, kok gak ngantar Ibu?" tanyanya lagi.
Dokter Leonard menang kenal dengan keluarga mantan suamiku. Mereka masih tergolong kerabat dekat. Tapi, beliau tidak tahu masalah yang sedang menimpa aku dan mantan suamiku itu.
"Emmm.. dia masih kerja," jawabku terpaksa berbohong. Aku nggak mau semakin banyak orang tahu tentang kisruhnya rumah tangga kami.
Usai memberikan beberapa resep padaku. Aku pun undur diri dari ruangan dokter Leonard. Tak seperti kebanyakan wanita yang keluar dari ruangan itu tersenyum bahagia menantikan kehadiran malaikat kecil di tengah keluarga mereka. Perasaan gelisah, sedih, takut, m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda