Bab 84
Situasi menjadi agak pasif ketika Lily memberanikan diri untuk menguji kesabarannya lagi.
Tidak seharusnya dia terburu-buru menemuinya kembali.
Namun, membiarkan Lily sukarela kembali ke sisinya.
Pikiran Lily mungkin hanya rancu sesaat, tetapi bisa tetap ada di sisinya merupakan kebahagiaan tersendiri seumur hidup.
Dia tidak bisa membiarkan wanita ini mengacaukan hidupnya.
Demi kembali seperti dulu, dia tidak keberatan … menggunakan segala cara.
"Lily, suatu hari nanti, kamu pasti akan memintaku kembali!"
Sandy seketika melepaskan cubitan.
Lily sudah sangat kesakitan sampai matanya kemerahan.
Dia melihat perubahan ekspresi Sandy, mulai dari marah hingga tenang, seakan-akan sudah membuat keputusan.
Sandy berbalik, lalu mengambil rokok dan pemantik dari meja di samping ranjang sebelum keluar kamar.
Lily tidak bisa tidur semalaman karena cemas.
Menjelang subuh, dia tertidur dengan pikiran kalut. Saat kembali membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Lily segera bangun dari ranja
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda