Bab 83
Selama dua tahun, Sandy tidak pernah bertanya opininya.
Sorot matanya jelas menunjukkan keseriusan untuk pertama kalinya.
Lily membuka matanya perlahan dan mendengar jantungnya berdegap begitu hebat.
Lily tidak menjawab, sehingga Sandy menganggapnya setuju.
Bagaimanapun juga, wanita tidak bisa menahan godaan obrolan ranjang.
Kadang kala, dia menggoda di atas ranjang dengan beberapa kata rayuan hingga membuat Lily meluluhkan hatinya.
Sekarang, situasinya masih tetap sama.
Sorot matanya memancarkan kebahagiaan dan sepasang mata Lily menatap bibir tipisnya.
Ciuman hangat, gerakan lembut, embusan napas panas, dan terasa membara.
Lily menundukkan wajah. Sorot matanya tertuju ke jakun dan tulang selangka pria itu yang menggoda.
Lily mengatupkan mulut. Saat bibir pria itu hampir menyentuh bibirnya, Lily pun buka suara.
"Sandy, kamu hanya ingin meniduriku, 'kan?"
Lily sadar bahwa Sandy tidak mencintainya.
Dia seketika mudah membedakan sikap Sandy yang ingin menidurinya saja tanpa melibatkan pe
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda