Bab 46
Malam harinya.
Arman yang sedang bersiap-siap hendak mandi pun mendadak menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Ternyata Martin yang meneleponnya.
"A ... apa benar ini ... Raja Iblis yang agung?" tanya Martin dengan suara yang terdengar gemetar sekaligus penuh hormat.
Raja Iblis yang agung?
Arman refleks mengangkat alisnya sedikit, lalu berkata, "Panggil saja aku Arman."
"Nggak, nggak, aku nggak berani! Aku panggil Pak Arman saja!"
Suara Martin terdengar sangat ketakutan.
Dahinya basah oleh keringat dingin.
Karena orang yang berada di ujung telepon sana benar-benar Raja Iblis!
"Ya sudah."
"Terus, kenapa kamu meneleponku?" tanya Arman dengan cuek.
"Pak Arman, aku benar-benar minta maaf untuk kekacauan sore tadi! Ini semua salahku yang nggak bisa mendidik bawahanku dengan baik! Aku sudah menghukum si Horman itu! Tolong maafkan aku!"
Martin berujar dengan ketakutan.
Setelah pulang, dia tidak bisa duduk dengan tenang sepanjang sore.
Dia baru bisa tenang setelah mendengar sendiri Ra
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda