Bab 247
"Sudah ... bangun?"
Dirga terkejut melihat Kakek Jaya yang perlahan-lahan sudah sadar.
"Pasiennya sudah bangun?"
Dokter dan perawat di depan pintu ruang rawat inap juga memanjangkan leher mereka untuk melihat ke dalam.
Keahlian medis pemuda ini sungguh luar biasa!
"Kakek!"
Lydia yang melihat kakeknya sadar menangis bahagia.
Tidak ada yang membuatnya lebih bersemangat daripada ini!
"Cucuku yang manis, kenapa kamu menangis ... "
Jaya membuka matanya, lalu menatap Lydia yang matanya memerah sambil tersenyum dengan penuh kasih sayang.
"Aku nggak nangis, Kakek. Aku sangat senang."
Lydia menyeka air matanya sambil menatap Jaya dengan penuh semangat.
"Oh ya, Kakak ada di mana sekarang?"
Jaya melihat sekelilingnya dan melihat berbagai peralatan medis yang canggih di sekitarnya, kemudian bertanya dengan suara lemah.
"Ada di ruang ICU, tapi sekarang Kakek sudah nggak apa-apa. Arman yang menyelamatkanmu!"
Lydia merasa sangat senang.
"Arman?"
Jaya sedikit terkejut.
"Kakek, dia orangnya."
Lydia men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda