Bab 15
Di dalam ruang pesta.
Lantaran kata-kata Arman, suasana tiba-tiba menjadi hening.
Namun, tak lama kemudian, terjadi kegemparan di antara para tamu undangan.
"Haha, apa kalian semua mendengar apa yang dikatakan pria itu tadi?"
"Tentu saja. Dia bilang, dia akan membatalkan pernikahan ini!"
"Membatalkan pernikahan? Dia pikir dia itu siapa? Pemilik kapal pesiar atau tokoh misterius itu?"
"Aku tahu. Dia jelas-jelas terdorong untuk melakukan tindakan putus asa!"
"Pak Zakir, omongannya lucu sekali, hahaha ... biarkan aku tertawa sebentar ... "
"Hehehe!"
Thalia juga tersenyum meremehkan.
Dia menatap Arman Lambardi. "Arman, apa kamu nggak merasa kekanak-kanakan dengan berkata seperti itu?"
"Aku nggak merasa."
Arman terlihat tenang. "Lima menit lagi, akan ada orang datang untuk membersihkan tempat ini."
"Cukup, Arman!"
Thalia dengan lantangnya memotong kata-kata Arman. Dia tidak mampu lagi mendengarkan omongan Arman. "Kamu pikir kamu itu siapa? Dengan satu kata bisa memutuskan apakah pernikahanku akan dilaksanakan atau nggak. Kamu sendiri juga harusnya ngaca!"
"Kamu masih punya waktu empat menit lima puluh detik lagi."
Arman menghitung waktu.
"Argh!"
Amarah Thalia meledak.
"Nak, apa kamu sudah selesai membuat keributan?"
Pada titik ini, Chris berkata dengan suara yang dalam. "Istriku sudah berbaik hati memberimu kesempatan untuk menghadiri pernikahannya. Kamu malah nggak mau bersyukur."
"Apa ini yang dianggap memberiku kesempatan?"
Arman mencibir.
"Lantas kalau nggak? Pecundang sepertimu bahkan nggak memenuhi syarat untuk masuk ke ruang pesta ini!"
Chris berkata dengan tatapan merendahkan.
"Begitu ya?"
Arman tersenyum tipis.
Senyum itu membuat Chris merasa kesal. "Kamu percaya nggak, hanya dengan satu kalimat dariku hari ini, kamu nggak akan bisa bertahan lagi di Kota Setala ini?"
"Aku nggak percaya."
Arman langsung memabalasnya tanpa berpikir panjang.
"Bagus sekali!"
Chris menarik napas dalam-dalam dengan marah. Dia menatap semua tamu undangan yang hadir. "Semuanya, aku yakin kalian semua sudah melihat keangkuhan anak ini. Dia bahkan mengancam akan menghancurkan pernikahanku dan istriku."
“Jadi, di sini, aku ingin meminta bantuan kalian semua, untuk mencekal Arman sepenuhnya, sehingga dia nggak bisa bertahan hidup di Kota Setala!"
"Tentu saja, aku nggak akan membiarkan kalian membantu dengan sia-sia. Hari ini, siapa pun yang bersedia membantu, jika suatu hari ada yang membutuhkan bantuan, silakan datang mencariku di Keluarga Sagara!"
Chris begitu marah saat mengucapkan semua itu.
Bukan hanya karena statusnya sebagai satu dari empat tuan muda Kota Setala, tetapi juga karena pernikahannya ini dilangsungkan di kapal pesiar Verena!
Sebentar lagi, Pak Hadi akan datang memberikan ucapan selamat untuk pernikahannya!
Begitu Chris selesai berbicara, ada yang langsung merespons di antara para tamu undangan yang hadir. "Tuan Muda Chris, sejujurnya aku juga sudah lama nggak suka sama anak ini! Kebetulan, aku punya hubungan baik dengan bank, selama kamu mengatakannya, aku akan segera memblokir semua rekening anak ini, sehingga dia sulit melakukan apa pun di Kota Setala!"
"Terima kasih atas kebaikanmu, Pak Lukman. Aku akan mengingat niat baikmu."
Chris mengulurkan tangan untuk mengucapkan terima kasih.
Semua orang melihatnya.
Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk menjalin koneksi!
"Aku adalah bos perusahaan ponsel di Kota Setala. Selama Tuan Muda Chris mengatakannya, aku akan segera memblokir semua nomor ponsel atas namanya, sehingga dia nggak bisa menggunakan telepon!"
"Aku adalah kepala cabang telekomunikasi. Aku bisa bertanggung jawab untuk memblokir nomornya atas nama telekomunikasi dan jaringan nirkabel apa pun yang digunakan olehnya!"
"Aku adalah pemegang saham perusahaan gas alam Kota Setala. Aku bisa membuat Arman nggak akan pernah bisa menggunakan gas alam di Kota Setala seumur hidupnya!"
"Aku adalah perusahaan listrik dan air ... "
"Aku adalah perusahaan listrik ... "
"Aku adalah perusahaan transportasi kereta dan bus ... "
Untuk sementara waktu, banyak orang hebat yang berbondong-bondong untuk mendekat.
Nimas sangat senang melihatnya.
Inilah kekuasaan yang dimiliki menantunya di Kota Setala.
Chris mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan menatap Arman dengan angkuh. "Lihatlah, inilah akibatnya kalau kamu melawanku."
"Hehehe."
Arman masih tetap tersenyum acuh tak acuh.
"Kamu!"
Chris begitu marah hingga menggertakkan giginya. "Oke. Bagus sekali! Sekarang, aku akan membuatmu, si orang kampungan ini, merasakan bagaimana rasanya dicekal."
Melihat situasinya makin memanas, Sofia tidak bisa menahan diri untuk tidak membujuk Chris, "Tuan Muda Chris, tolong lupakan saja. Hari ini adalah hari bahagiamu dan Thalia. Jangan merusak suasana hatimu karena hal semacam ini."
Arman merasa tergugah.
Dia tidak menyangka, Sofia masih mau membelanya setelah tahu identitasnya.
Thalia justru mengerutkan kening karena tidak senang. "Sofia, kenapa kamu memohon belas kasihan untuk pria seperti itu? Tidakkah kamu melihat betapa sombongnya dia?"
"Thalia, aku ... "
"Oke, jangan bicara lagi!"
Thalia dengan tegas melarang Sofia untuk bicara. Setelah itu, dengan tidak sabar, dia langsung bicara kepada para bos besar yang hadir di antara semua tamu undangan. "Tolong segera ambil tindakan dan bungkam bajingan ini sepenuhnya!"
"Nggak masalah, Nona Thalia."
Seluruh tokoh besar yang hadir langsung merespons kata-kata Thalia.
Tepat di saat mereka bersiap-siap untuk membungkam Arman secara bersama-sama.
Tap, tap, tap.
Tiba-tiba saja, terdengar suara langkah yang teratur dan serempak di luar ruang pesta.
Kemudian.
Puluhan tentara yang membawa senapan dan mengenakan baju besi hitam muncul di pintu ruang pesta.
Adegan tersebut menarik perhatian seluruh tamu yang hadir.
Mereka semua berbalik dan melihat.
Detik berikutnya, mereka terlihat ketakutan.
Tentara Bendera Hitam!
Mereka adalah Tentara Bendera Hitam, pasukan pengawal pribadi Pak Hadi!
Dengan kata lain, masalah ini sudah membuat khawatir Pak Hadi.
"Tuan Muda Chris, kapan kamu menghubungi Pak Hadi? Kenapa kami semua nggak tahu?"
Pada saat ini, seorang bos besar bertanya dengan nada menyanjung.
Tidak perlu diragukan lagi. Tentu saja yang bisa memanggil Tentara Bendera Hitam ke sini hanya Chris Sagara, Tuan Muda Chris!
"Hah?"
Chris akhirnya kembali ke akal sehatnya dari rasa terkejutnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Haha, baru saja."
Chris tidak bisa mengatakan jika dirinya sama sekali tidak tahu.
Namun, hal ini juga makin makin membuktikan betapa Pak Hadi menganggap penting pernikahannya.
Jika tidak, bagaimana Pak Hadi bisa tahu situasi di sini dan mengirim Tentara Bendera Hitam untuk menanganinya!
Sepertinya, potensinya sudah diakui oleh Pak Hadi.
"Sayang, kamu benar-benar luar biasa!"
Tubuh Thalia gemetar dengan gembira.
Lagi-lagi Chris memberinya kejutan besar hari ini.
Thalia merasa, bercerai dengan Arman dan menikahi Chris adalah pilihan paling bijak yang pernah dibuatnya dalam hidupnya!
Melihat keributan di depan mereka, Nimas dan putranya merasa begitu bersemangat.
Dengan pendukung besar seperti Chris.
Mulai sekarang, mereka bisa berbuat seenaknya di Kota Setala.
Melihat Tentara Bendera Hitam, tangan Sofia langsung berkeringat karena gugup.
Sekarang, keadaannya menjadi buruk.
"Arman, bukankah tadi kamu bersikap sok?"
Pada titik ini, Thalia menatap Arman dengan penuh kebanggaan, "Sekarang Tentara Bendera Hitam ada di sini. Apa lagi yang ingin kamu katakan?"
"Bagaimana kamu bisa yakin kalau bukan aku yang memanggil mereka datang?"
Arman tersenyum tipis.
"Kamu!"
Satu kalimat dari Arman langsung membuat amarah Thalia meledak. Kemudian, Thalia menatap Chris. "Sayang, aku benar-benar nggak tahan orang ini yang berlagak di depanku. Cepat suruh Tentara Bendera Hitam mengusir orang dungu ini ke laut untuk dijadikan makanan ikan, lalu kita lanjutkan pernikahan kita."
"Nggak masalah."
Chris tersenyum bangga. Kemudian, dia berdeham dan berteriak pelan kepada Tentara Bendera Hitam yang berada di pintu, "Saudara-saudara Tentara Bendera Hitam, tolong bantu aku untuk mengusir pembuat onar ini dan lemparkan dia ke laut untuk dijadikan makanan ikan!"
Namun, setelah selesai berkata seperti itu, Tentara Bendera Hitam yang berada di pintu tetap tidak bergeming sedikit pun.
"Hmm?"
Semua orang tertegun untuk sesaat.
Chris mengira suaranya terlalu pelan. Kali ini, dia berteriak dengan keras, "Saudara-saudara Tentara Bendera Hitam, tolong bantu aku untuk mengusir pembuat onar ini dan lemparkan dia ke laut untuk dijadikan makanan ikan!"
Akan tetapi, meski dia berteriak sampai wajahnya memerah, Tentara Bendera Hitam tetap diam tak bergerak.
"Nggak perlu berteriak lagi."
Pada saat itu, terdengar suara yang dalam dan dingin di luar ruang pesta.
Whusshh!!
Dalam sekejap, Tentara Bendera Hitam yang sebelumnya sama sekali tidak bergerak langsung terbagi menjadi dua barisan yang berbeda.
Seorang pria bertubuh tegap yang mengenakan jas hitam melangkah perlahan di sepanjang karpet merah.
Kedua pelipis pria itu sudah beruban. Wajahnya datar. Akan tetapi, auranya membuat semua yang hadir merasa sesak napas.
"Pak Hadi!"
Semua orang menahan napas pada saat ini.
Sepasang mata yang tak terhitung jumlahnya mengikuti gerak-gerik Hadi.
Hadi tidak menghiraukan siapa pun. Akhirnya, dia berhenti di depan Arman.
Semua orang merasa gemetar di dalam hati. Kemudian, mereka semua menunjukkan ekspresi angkuh di wajahnya.
Chris dan Thalia begitu antusias, sampai wajah mereka memerah.
Mereka tidak pernah mengira jika Pak Hadi sendiri yang akan membela mereka!
Pria bernama Arman itu, sebelumnya selalu mengatakan jika dia lah yang sudah memanggil Tentara Bendera Hitam. Bahkan, Arman juga mengaku mengenal Pak Hadi!
Ini dia. Sekarang, mereka akan melihat bagaimana Pak Hadi akan menampar wajahnya.
Namun, di bawah perhatian semua orang.
Tampak sedikit rasa hormat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya di wajah Hadi yang dingin dan tegas itu.
Kemudian, Hadi membungkuk 90 derajat ke arah Arman.
"Pak."