Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 16

Jederrr!! Suara 'Pak', seperti bom yang meledak di tengah kerumunan. Tercengang! Terkejut! Ketakutan! Begitu banyak mata yang tertuju pada Arman! Wajah Chris menjadi pucat. Thalia terpaku. Bibir Nimas dan putranya tampak memucat. Ruangan tersebut menjadi hening mencekam. Tidak ada yang membayangkan jika Pak Hadi akan memanggil Arman dengan sebutan "Pak". "Kudengar, barusan ada orang yang ingin mencekal Pak Arman." Sementara semua orang merasa ngeri, Pak Hadi membuka mulutnya secara perlahan. Nada suaranya yang rendah terdengar bagaikan genderang di malam hari dan bel di pagi hari. Terngiang-ngiang di hati setiap orang. Para bos besar yang barusan mengancam hendak mencekal Arman, tiba-tiba merasakan kaki mereka lemas dan hampir jatuh berlutut. Mereka buru-buru menyangkalnya. "Nggak ... nggak ada hal seperti itu, Pak Hadi." "Itu benar. Bagaimana mungkin kami akan mencekal Pak Arman?" "Chris ... Chris dan yang lainnya yang sudah menyebabkan masalah." "Benar. Mereka yang melakukannya." "Nggak ada yang lebih baik." Hadi tidak akan memperpanjang masalah ini untuk sementara waktu. Fyuh. Semua bos besar itu merasa beruntung. Pak Hadi memang sangat murah hati! "Ba ... bagaimana bisa jadi seperti ini?" Chris begitu ketakutan, hingga keringatnya mengucur deras dan otaknya tidak bisa berpikir. "Sayang ... sayangku, aku ... aku nggak salah dengar 'kan tadi?" Thalia juga sama terkejutnya. Dia tergagap-gagap sebelum akhirnya mampu menyelesaikan kalimatnya. Arman ternyata benar-benar mengenal Pak Hadi! Selain itu, Pak Hadi bahkan juga memanggilnya dengan sebutan "Pak Arman"? "Nggak ... " Chris menjawabnya dengan susah payah. Mata Thalia terbelalak. "Nggak ... nggak mungkin ... ini sama sekali nggak mungkin!" Thalia tidak bisa menerima kenyataan ini, juga tidak memercayainya. Orang yang tidak berguna itu, bagaimana mungkin? Pasti Pak Hadi sedang bercanda dengan mereka! Memikirkan hal tersebut, Thalia buru-buru menatap Hadi sambil tersenyum menyanjung. "Pak Hadi ... Pak Hadi, Pak Hadi sedang bercanda, 'kan? Pak Hadi datang untuk memberikan ucapan selamat kepadaku dan Chris, 'kan?" "Melihat penampilanku, apa aku seperti sedang bercanda denganmu?" Hadi terlihat muram. Tubuh Thalia gemetar hebat. "Komandan Zacky, lemparkan mereka ke laut!" Hadi memberikan perintah tanpa basa-basi. Dia tidak ingin melihat wanita ini. "Baik!" Pemimpin Tentara Bendera Hitam melangkah keluar dengan ekspresi dingin di wajahnya. "Ini kenapa, Pak Hadi?" Mata Thalia berkilat tajam. Suaranya tajam dan mendesak. "Pak Hadi jelas-jelas mengatakan kalau Pak Hadi akan memberikan ucapan selamat untuk pernikahan kami, Thalia dan Chris, secara langsung. Kenapa sekarang Pak Hadi ingin melempar kami ke laut?" "Kapan aku pernah berkata seperti itu?" Hadi mengerutkan kening. "Chris yang mengatakannya langsung kepadaku ... " "Tutup mulutmu!" Chris begitu ketakutan, hingga buru-buru membungkam mulut Thalia. Semua itu hanya karangan Chris sendiri. Pak Hadi sama sekali tidak pernah memberikan janji seperti itu kepadanya. Berani mempertanyakan keputusan Pak Hadi di hadapan Pak Hadi sendiri, sama saja dengan cari mati. "Sayang, jangan membungkam mulutku. Biarkan aku bicara!" Thalia melepaskan diri dan berteriak kepada Pak Hadi, "Aku tahu, Pak Hadi. Kamu pasti sudah tertipu oleh Arman yang nggak berguna itu, 'kan?" "Orang nggak berguna itu mantan suamiku. Apa yang dimakan dan dipakainya selama lima tahun ini, semuanya dariku. Aku yang paling mengenalnya!" Satu per satu omong kosong itu membuat tatapan mata Hadi menjadi dingin. Wajahnya makin terlihat muram. Pada titik ini, Komandan Zacky yang memimpin Tentara Bendera Hitam menghampiri Thalia dan hendak melemparkannya ke laut. "Tunggu!" Hadi tiba-tiba mengangkat tangan untuk menghentikan. Wanita ini berani menghina majikannya secara terang-terangan. Langsung membuangnya ke laut, terlalu enak baginya. Thalia tidak tahu. Wajahnya tampak gembira. "Pak Hadi, aku tahu kalau kamu sangat bijaksana dan berani!" "Arman, dasar kamu manusia nggak berguna. Katakan padaku, metode apa yang kamu gunakan untuk merayu Pak Hadi?" "Hehehe!" Arman mencibir. Wanita ini benar-benar memiliki imajinasi yang kaya seperti biasa! "Pak Hadi, lihatlah, dia masih berani tertawa!" Thalia dengan wajah penuh kebencian menunjuk ke arah Arman. "Tutup mulutmu!" Hadi berteriak keras, memotong kata-kata Thalia. Semua orang terkejut. Jantung Thalia juga berdegap kencang. "Komandan Zacky!" Hadi langsung memberi perintah tanpa menunggu Thalia kembali ke akal sehatnya. "Aku di sini, Pak!" "Wanita ini bicara tanpa malu-malu dan memutarbalikkan fakta. Tampar dia!" "Baik!"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.