Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Di luar vila. Isabel akhirnya berhasil keluar dari area vila. Dia menghirup angin malam yang terasa sejuk. Dia memang tidak pernah membayangkan kemungkinan bisa bersama dengan Cedric, tetapi tetap saja Isabel merasa kesal karena Cedric yang salah paham malah menindasnya mentang-mentang pria itu punya kuasa. Jika Cedric yang narsis, sombong dan merasa benar sendiri itu menjadi seorang detektif, pasti akan ada banyak orang tak bersalah yang mati secara tidak adil. Tiba-tiba, terdengar suara yang familier. "Isabel! Ternyata kamu!" Isabel refleks mengangkat pandangannya. Dia melihat Kate berjalan keluar dari balik air mancur! Sesuai namanya yang terdengar elegan dan lembut, pembawaan Kate pun anggun dan berkelas. Akan tetapi, ekspresinya saat ini terlihat agak kaget dan galak. Kate! "Kok Kakak ada di sini?" tanya Isabel. Bukannya Kate pergi membeli anggur? Supermarketnya 'kan tidak ada di sekitar sini. Plak! Belum sempat Isabel bereaksi, Kate sudah menamparnya dengan kencang. Isabel sontak terjatuh ke atas jalanan karena tidak menyangka ditampar sekencang itu. Bekas tangan Kate pun tercetak dengan jelas di wajahnya yang putih mulus. Kate menatapnya dengan marah, lalu memaki. "Kakak? Bisa-bisanya kamu masih memanggilku begitu! Bukannya kamu sudah setuju denganku beberapa tahun yang lalu? Sekarang kamu malah merayu Cedric!" "Jawab, habis ngapain kalian di rumah, hah! Kamu mau Cedric sampai tahu? Kamu tega menghancurkan kebahagiaanku dan menggantikanku menikah dengannya? Kenapa kamu jahat sekali? Bisa-bisanya kamu memperlakukanku seperti ini? Aku ini kakak kandungmu!" Ucapan Kate itu terdengar tajam menusuk. Pipi dan siku Isabel terasa begitu perih, kepalanya juga pusing. Dia pun bangkit berdiri dengan sedih dan marah. "Kak, aku ke sini cuma untuk mengantarkan makanan! Aku nggak tahu kalau yang pesan ternyata itu suami Kakak! Kita 'kan belum pernah bertemu, jadi aku sembunyi karena aku takut Kakak salah paham!" "Kalau aku memang mengincar suami Kakak, untuk apa juga aku terus bersembunyi selama tiga tahun ini?" Ekspresi Kate sontak menjadi tegang. Memang benar selama tiga tahun ini Isabel sama sekali tidak pernah muncul walaupun Kate terus memikirkan apa yang akan Isabel lakukan. Apa yang terjadi kali ini pasti sebuah ketidaksengajaan. Isabel pun menambahkan, "Aku sudah bersembunyi demi Kakak selama tiga tahun, tapi Kakak malah menamparku gara-gara dia? Aku menganggap Kakak sebagai kakakku, tapi Kakak anggap apa aku ini!" Tentu saja Kate menganggap Isabel sebagai hama! Namun, sudah pasti Kate tidak bisa mengatakannya. Dia pun mengeluarkan kata-kata manisnya lagi. "Isabel, tentu saja Kakak menganggapmu sebagai adik Kakak. Maaf, Kakak salah paham. Tapi, wajahmu itu mudah sekali membuat Cedric curiga. Kalau kamu nggak hati-hati, bisa-bisa akibat yang akan terjadi terlalu gawat. Kakak yakin kamu juga nggak mau dihujat semuanya dan merusak kebahagiaan Kakak." "Jadi, apa kamu bisa pergi dulu selama tiga bulan Cedric melakukan dinas di Kota Sidona ini?" "Demi biaya pengobatan yang Kakak keluarkan buat nenekmu selama sekian tahun ini," tambah Kate karena takut Isabel akan menolak. Ternyata kakaknya memang sangat menyayangi Cedric! "Aku nggak mau pergi, nenekku dirawat di rumah sakit dan aku sudah tinggal di sini selama 22 tahun," jawab Isabel sambil tersenyum. "Tapi, tenang saja, aku nggak akan pernah muncul di hadapan orang buta itu dan aku juga nggak akan melakukan apa pun dengannya!" Memangnya Cedric itu pria yang bertipe hangat? Memangnya dia pria baik-baik? Memangnya dia masih lajang? Pria buta yang sedingin es dan kasar itu sama sekali bukan tipe Isabel! "Lalu, Kak, ibarat kereta yang tergelincir keluar dari rel itu bukan salah pemandangan, tapi salah keretanya sendiri, begitu pula dengan kebahagiaan Kakak. Mau aku pergi atau nggak itu nggak ada hubungannya dengan kebahagiaan Kakak." Isabel pun berjalan pergi. Kate sontak mematung, wajahnya memucat menahan amarah. Dasar Isabel sialan! Berani-beraninya dia bicara begitu kepadanya! Kate juga marah sekali saat teringat bagaimana Cedric membohonginya malam ini demi Isabel! Pokoknya, Isabel tidak boleh tetap di sini! Kate pun mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nina Satria. "Ini ibu angkat Isabel?" "Halo, aku kakaknya. Katanya kamu lagi kekurangan uang ya akhir-akhir ini? Kalau kamu bisa menjalankan perintahku, akan kuberikan kamu 200 juta." "Ini bukan masalah besar kok. Isabel 'kan sudah dewasa, sudah waktunya dia menikah. Katanya pria bernama Denis Lomban di daerah kalian itu boleh juga, ya? Kamu mengerti maksudku, 'kan?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.