Bab 735
Di dalam kamar Tami.
Yoga mengikuti Tami masuk dengan wajah ditekuk. "Sudah lupa apa janjimu kemarin? Bukannya prioritas utama kita sekarang fokus melawan sindikat? Apa untungnya mengompor-ngompori Davin dan Shani begitu?"
Tami mendengus sambil duduk di sofa. "Cuma mau mengusik mereka sedikit."
"Heh … " Yoga juga mendengus kesal sambil mengernyit.
"Di mataku, semua laki-laki itu sama saja." Mata Tami memicing, tatapannya memancarkan rasa jijik yang luar biasa terhadap laki-laki. "Tapi anehnya, dia nggak begitu. Orang-orang suka barang langka karena beda dari yang lain, 'kan?"
Berhubung Davin termasuk dalam kategori pria langka, Tami jadi ingin memilikinya. Kalau tidak bisa dimiliki, lebih baik dihancurkan saja sekalian.
"Dasar gila … " Bahkan sebagai adik Tami, Yoga merasa kakaknya itu sudah tidak waras.
Sebenarnya, tanda-tanda gangguan kejiwaan memang sudah muncul dalam perilaku Tami sejak kecil.
Waktu pertama kali datang ke panti asuhan, Tami belum 'berpura-pura keterbelakangan menta
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda