Bab 734
Tami sangat menyukai Davin sejak dulu. Dia sering berlindung di belakang Davin, berpura-pura lemah agar Davin tergerak untuk melindunginya.
Waktu itu, aku yakin kalau aku tidak akan pernah jatuh cinta pada siapa pun, jadi apa pun yang dilakukan Tami tidak kuanggap penting, sama sekali tidak membuatku terganggu.
Namun, sekarang aku sudah berubah.
Setiap kali dia menatap Davin, bahkan setiap kali dia bernapas, insting membunuhku seolah bangkit.
"Oke, oke, sudah. Lebih baik kalian istirahat dulu," kata Yoga mencairkan susasana sambil mendorong kursi roda Davin menuju kamar.
Baru saja kakiku melangkah untuk mengikuti Davin di belakang, tiba-tiba Tami menghadang jalanku.
"Dia pasti akan jadi milikku kalau kamu mati," ancam Tami sambil menatapku penuh kebencian.
Jadi, dia baru saja bilang kalau dia akan membunuhku?
"Kalaupun aku mati, memangnya ada yang mau dengan orang gila macam kamu?" Aku mendorong bahu Tami dan berjalan ke sisi Davin.
"Kamu nggak mau tahu apa yang Davin janjikan padaku?"
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda