Bab 686
Shani, bukan salahmu melupakan aku.
Bukan salahmu jatuh cinta pada orang lain.
Hari itu, Davin berjalan tertatih-tatih menahan demam tinggi dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Pelan-pelan, selangkah demi selangkah, dia menyeret kakinya menuju gerbang sekolah.
Dia harus memastikan gadis yang dicintainya masuk sekolah dengan aman dulu, barulah hatinya bisa tenang.
"Kalung ini pasti laku dijual, 'kan?" Suatu hari, sekelompok preman merampas uang dari tas sekolah Shani, bahkan menarik kalung di lehernya sampai putus.
Shani terisak, menangis sambil memohon pada preman itu supaya mengembalikan kalungnya. "Itu satu-satunya peninggalan ibuku."
Davin berlari menghampiri sekuat tenaga sambil menahan amarah yang nyaris meledak, tetapi para preman itu telanjur kabur dengan motor mereka.
Dia hanya bisa melihat Shani-nya menangis sambil berlutut di aspal, memungut satu per satu buku-bukunya yang berserakan.
"Jangan menangis, Shani ... Jangan menangis." Dorongan untuk mendekat dan memeluk gadis yang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda