Bab 662
Kepalaku terasa sangat sakit.
Wajahku di cermin memang terlihat pucat seperti seseorang yang baru sembuh dari penyakit berat.
Ratusan peristiwa berseliweran di pikiranku. Aku teringat akan si pembunuh dan hujan di malam itu, serta detik-detik aku diculik dan disekap di lemari kaca ...
"Ya, aku diculik ... "
"Shani?" Arya menatapku dengan bingung.
Rasa pusing yang berdenyut membuatku sulit berkonsentrasi. Refleks, aku meraba leherku.
Entah mengapa, aku merasa bahwa di sana seharusnya ada bekas luka.
Namun, tidak ada apa-apa. Kulit leherku tetap mulus.
Apa yang sebenarnya terjadi padaku?
"Pak Arya, pemakaman ayah dan ibu Pak Arya sudah dijadwalkan besok sore. Semua persiapan sudah selesai," kata pengurus rumah setelah kami keluar dari kamar mandi.
Aku menatap Arya dengan kaget.
Mata Arya tampak merah. "Ayahku meninggal karena kanker beberapa hari lalu. Ibuku ... terlalu sedih dan mengalami kecelakaan mobil."
Aku tertegun dan tidak bisa mengalihkan pandanganku dari Arya.
Hanya dalam beber
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda