Bab 40
"Bunuh diri? Bah ... Kalau memang dia berniat mati, Shani nggak mungkin mati!" seru Clara tidak terima, dia benar-benar membenci Yuna.
Mungkin karena dia menganggap aku mati menggantikan Yuna.
"Jangan terbawa emosi, kita lihat situasinya dulu," ujar Ben menenangkan Clara. Setelah itu, dia menyerahkan Clara kembali ke si dokter forensik. "Awasi dia baik-baik."
Si dokter forensik pun mengangguk, lalu menarik Clara sambil menasihati, "Kamu 'kan juga belajar kedokteran, kamu harusnya tahu kamu nggak boleh terbawa emosi."
Clara tidak menyahut apa-apa, dia hanya berdiri diam dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tuan Arya, biar kutemani kembali," kata Ben. Dia melihat jam, lalu memberikan instruksi kepada semua bawahannya yang ada di sini sebelum berlalu pergi bersama Arya. "Dari hasil penyelidikan sejauh ini, istrimu, Yuna juga pasti berasal dari panti asuhan. Mungkin saat ini dia sedang diawasi oleh si pembunuh."
Arya sontak berhenti melangkah, lalu berujar mengingatkan dengan suara serius, "Dia
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda