Bab 248
Aku tidak menggubrisnya, tetapi saat mataku tertuju pada pria paruh baya itu, dadaku tiba-tiba terasa sesak dan tak asing.
Siapa sebenarnya orang ini ...
Aku berusaha mati-matian mengingat tentang pria paruh baya itu, tetapi sia-sia karena aku sama sekali tidak ingat.
Dia pun melihatku dan menghampiriku dengan senyuman ramah.
Tanpa sadar, aku berusaha menjauh, lalu bangkit untuk melarikan diri tanpa pikir panjang.
Dia menatapku dengan sorot mata tajam, seakan-akan dia bisa membaca pikiranku. "Hai, Nona Sanny. Perkenalkan, nama saya Yeno dan saya seorang psikolog."
Aku pun terdiam sesaat, psikolog ...
"Saya teman kecilnya Yusuf, teman sekelas di SD, sekaligus sahabatnya." Sepertinya, dia sengaja mengatakannya untuk memberitahuku bahwa dia memiliki hubungan dekat dengan ayahku.
Aku menatapnya dengan perasaan tercengang.
Shani adalah putri dari Yusuf.
"Waktu kecil, Shani sering sakit-sakitan dan saya yang terus memberinya konseling," ucap Yeno sambil tersenyum.
Dia terlihat seperti seoran
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda