Bab 237
"Teriak lagi saja." Aku tersenyum dingin sembari menarik rambut Merry dan membantingnya ke lantai dengan keras. "Ini di gudang. Orang tuamu nggak akan dengar teriakanmu. Percayalah, aku bisa merusak wajahmu ini sekarang."
Mery tampak gemetar ketakutan, suaranya pun ikut bergetar saat berbicara, "Sanny, kamu gila, ya? Kalau kamu melukaiku, Ayah dan Ibu nggak akan pernah mengampuni. Jangan pikir bisa seenaknya hanya karena kamu sudah menikah sama orang gila ..."
"Ah!" jeritnya kesakitan saat paku di tanganku menusuk ke kulit wajahnya.
"Sudah lupa gimana perlakuanmu padaku saat SMA dulu, ya?" Aku teringat kembali pada tulisan di buku harian Sanny, membuat emosiku mulai bergejolak.
Entah mengapa, ada sesuatu dalam diriku yang tidak bisa dikendalikan dan mulai menggelegak.
Rasanya, seperti mengalami hipoglikemia.
Selama ini, aku selalu mengira diriku menderita hipoglikemia sejak kecil, tetapi apa itu memang hipoglikemia? Mengapa aku tiba-tiba merasa begitu bersemangat serasa adrenalinku men
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda