Bab 125 Bersitegang
Mereka duduk di salah satu restoran terbuka paling terkenal di pusat Kota Minaya. Setelah Maura membahas pekerjaan dengan Welton, Welton lanjut membahas naskah dengan orang lain.
Maura merasa dirinya tak dibutuhkan.
Saat ini, Robert membawa dua gelas anggur lalu duduk di sebelah Maura. Dia menyerahkan satu gelas kepada Maura. "Anggur ini namanya Pantai Cinta. Coba cicipi."
"Sepertinya Pak Welton sudah nggak ada urusan penting untuk dibahas denganku. Kurasa sebaiknya aku pulang saja. Kalau ada urusan pekerjaan, sebaiknya lain kali kamu mencariku di siang hari. Nenek sudah tua. Beliau nggak bisa tidur dengan baik kalau aku belum pulang semalam ini," ucap Maura kepada Robert sambil menerima anggur itu.
Robert mengangkat tangannya untuk melihat arloji bertatahkan berlian yang ada di pergelangan tangannya. "Sekarang baru setengah sembilan. Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang jam setengah sepuluh?"
Maura agak keberatan. "Aku sudah meni ...."
"Pak Robert!" seru seseorang menyela ucapan Mau
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda