Bab 341
Alliya tahu bahwa dia tidak bisa kabur sekarang. Dia hendak segera merapikan pakaiannya, tetapi kebaya yang telah robek oleh Adriel tidak bisa disembunyikan.
"Kamu harus membantuku. Aku nggak mau mati," kata Alliya.
"Jangan khawatir, Elisa nggak akan berani mengadu. Kalau kamu mengancamnya dengan cara yang lebih tegas, dia pasti akan tetap diam," ucap Adriel.
Adriel mencubit sedikit bokong Alliya. Elastisitasnya luar biasa. Rasanya nikmat sekali saat memeluk bokongnya.
Seperti yang kita semua tahu, bokong biasanya digunakan untuk memicu air mani.
Bokong Alliya baru saja memicu banyak air mani dari tubuh Adriel.
"Tapi aku nggak akan bisa tenang selama dia tahu rahasiaku. Dia seperti bom waktu yang akan meledak kapan saja. Cara terbaik adalah membuat dia diam selamanya," kata Alliya.
Ekspresi puas di wajah Alliya belum pudar, pipinya masih sedikit merah, tetapi matanya terlihat dingin dan menunjukkan sedikit aura pembunuh.
"Kamu mau membunuh Elisa?" tanya Adriel.
"Hanya kamu yang bisa me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda