Bab 247
Sri yang merasa telapak tangannya dielus oleh Heri, juga dipuji di depan umum langsung paham. Dia tidak bodoh. Dari tatapan mata Heri, dia bisa melihat ada maksud tertentu.
"Oh, ya, Pak Heri, coba tebak siapa yang tadi aku temui di pintu masuk hotel?" kata Sri.
"Siapa?" tanya Heri.
"Adriel," jawab Sri.
Mendengar itu, ekspresi Heri langsung berubah dingin. "Kenapa dia datang?"
"Aku menduga, mungkin dia datang untuk membuat keributan. Atau dia tahu kamu sudah dipromosikan menjadi wakil ketua, jadi dia takut dan datang untuk meminta maaf serta memohon belas kasihan," jawab Sri.
"Huh! Dia sudah berani melukai putraku, dia pasti akan mati. Kalau dia datang untuk membuat keributan, aku akan memastikan dia nggak akan bisa pergi dengan selamat hari ini," dengus Heri dengan dingin.
"Heri, kamu benar-benar sombong. Aku mau lihat bagaimana caramu memastikan aku nggak bisa pergi dengan selamat."
Suara Adriel tiba-tiba terdengar, menarik perhatian semua orang.
Heri belum pernah melihat Adriel, jadi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda