Bab 2052
Suasana seketika memanas, seperti busur yang sudah terpasang anak panah, siap dilepaskan kapan saja. Wajah Marina mengeras, nadanya dingin ketika dia berkata, "Ridwan, jaga ucapanmu! Sekarang pergi dari sini!"
Ridwan tertawa kecil, seolah tak terganggu oleh kemarahan itu.
Dengan senyum yang begitu santai, dia menjawab, "Kak Marina, kenapa marah-marah begini? Katanya, makin marah seorang wanita, makin peduli dia pada pria itu. Jangan-jangan kamu peduli padaku?"
Marina gemetar saking marahnya, wajahnya memerah hingga ke telinga. Dia baru hendak bertindak, tetapi Saka hanya melambaikan tangan, memberi isyarat agar dia tenang. Tanpa banyak bicara, Saka menatap Ridwan dan berkata dingin, "Kamu nggak layak untuk kuhina. Panggil majikanmu keluar kalau ingin bicara denganku."
Pada saat yang sama, Saka diam-diam mengaktifkan teknik membaca pikirannya.
Dia sudah punya dugaan tentang siapa di balik Ridwan, dan ini adalah kesempatan untuk memastikan kecurigaannya.
Ridwan tertegun sejenak, tatapann

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda