Bab 2051
Sosok-sosok penuh semangat melesat ke arah Batu Delapan Sekte itu. Tatapan mereka menggelora, seolah mengejar harapan yang lama dinanti.
Sementara itu.
Di dalam sebuah gua yang sunyi, Cello yang tengah bertapa tiba-tiba membuka matanya. Tatapannya yang tajam mengarah ke Batu Delapan Sekte, sedikit menyipit dengan rasa penasaran. "Ulah siapa itu?" gumamnya pelan.
Dia termenung sejenak sebelum meraih ponsel dan menelepon Marvel. Namun, telepon itu hanya berbunyi tanpa ada jawaban.
Perlahan, jemarinya mencengkeram ponsel lebih erat, dan kerutan tipis mulai menghiasi dahinya. Dia berbisik dengan suaranya yang dingin, "Jadi ... ini jawabanmu?"
"Nggak mau jalur damai, maunya jalur keras, ya ... " gumamnya lagi, sambil menahan tawa yang lebih menyerupai ejekan.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah kawah gunung berapi yang penuh dengan magma merah membara, seorang pria tengah berendam. Tubuhnya yang kekar seolah tak terpengaruh panasnya magma. Kulitnya tetap tenang, tanpa setitik pun raut kesaki

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda