Nggak Semudah Itu
“Kenapa harus diinfus sih, Mam?” keluh Valerie, setelah Susan memasang infus di tangannya.
“Sehari aja, Val. Tubuhmu lemah, detak jantungmu juga lemah. Tadi kamu pingsan lho di depan rumah. Untung mama udah ada di deket sini, jadi bisa buru-buru nolongin kamu,” sahut Susan dengan nada khawatir.
Val menghela napas kasar, bibirnya yang pucat mengerucut kesal.
“Besok Val ada jadwal kuliah, Mam.”
“Iya mama tau. Ijin satu kali kan nggak apa-apa. Lagian kamu masih sakit. Mama nggak kasih ijin kamu keluar rumah dulu.”
“Papa juga,” timpal Andika yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Valerie. Lelaki itu duduk di pinggir ranjang Val lalu meraih tangan gadis itu. Mengusapnya lembut dan tersenyum. “Kali ini papa akan menjaga kamu dengan sungguh-sungguh, Valerie. Mulai sekarang nggak ada lagi yang bisa nyakitin kamu, sayang. Kamu aman di sini.”
Val hanya terdiam, entah mengapa dia tidak merasa bahagia sekalipun berada di dalam rumah orang tuanya.
Seharusnya dia merasa senang karna bisa berku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda