Bab 878
Sementara itu, di Rumah Sakit Tanuwijaya.
Clarine dirawat di bangsal VIP. Dia terbaring dengan infus terpasang. Jiwa dan raganya terasa lelah, tetapi dia tidak bisa tidur sama sekali.
Rio duduk di tepi ranjang seraya memegangi kaki Clarine di pangkuannya. Pria itu begitu hati-hati sewaktu mengobati luka di pergelangan kaki sang adik menggunakan kapas.
Saat ini, Clarine hanya merasakan nyeri sedikit, membuatnya mengernyit dan terdiam tanpa kata.
Rio agak gemetar ketika mengoleskan obat untuk pergelangan kaki Clarine. "Clarine, kemarin malam kamu nggak pulang ke Vila Sanmara maupun Lambogia, kamu pergi ke mana?" tanya Rio dengan suara lembut.
Clarine membiarkan pertanyaan itu ditelan sunyi.
"Apakah kamu pergi menemui Steven?"
Kehadiran pria itu bagai sambaran petir, membuat pria itu selalu hati-hati kalau menyebutkan namanya. "Dengar-dengar, kamu bertemu Steven kemarin dan ada pembicaraan kurang menyenangkan."
"Lalu, kamu mengangkat panggilan telepon dan pergi sendirian."
"Apakah kamu pe
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda