Bab 1244
Pintu kamar dikunci dari luar, ponselnya disita, dan dia tidak diperbolehkan menghubungi siapa pun.
Kejadian ini membuat khawatir semua orang di kediaman Tanuwijaya.
Jika bukan karena kakak-kakaknya yang lebih memilih untuk mendampingi adik perempuan mereka segera setelah kembali, mungkin Steven sudah diburu hingga ke ujung dunia oleh mereka.
Setelah pertengkaran sengit, Rafael hampir ambruk kelelahan hingga harus dipapah ke kamarnya oleh Rio serta Gerry.
"Kalau kalian berdua berniat membela Steven, lebih baik tutup mulut saja! Kalau nggak, keluar dari sini!"
Gerry sangat marah hingga menggertakkan gigi gerahamnya. "Aku membelanya? Aku nggak pikun!"
Rio dengan acuh tak acuh menaikkan keningnya. "Ayah terlalu banyak berpikir, aku juga nggak berniat begitu."
"Hmm, untung kalian masih punya hati nurani."
Saat itu, suara gemuruh menggelegar.
Petir besar menyambar dari langit, menerangi malam seperti siang hari.
Petir besar menyambar dari langit, menerangi malam seperti siang hari.
Rio dan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda