Bab 109
Sementara itu, setelah masuk ke dalam mobil, Clarine hanya diam seribu bahasa di sepanjang perjalanan.
Sekujur tubuhnya terasa lemas seperti robot yang rusak.
Tubuhnya gemetar menahan amarah saat teringat kembali ucapan Steven yang keterlaluan tadi.
Kenapa selama ini dia tidak menyadari betapa tidak berperasaannya Steven? Betapa kurang ajarnya dia? Betapa tidak tahu malunya dia?
Cinta bisa mendatangkan kebahagiaan itu masih menjadi sebuah pertanyaan, tetapi yang jelas cinta itu bisa membutakan akal sehat seseorang.
"Nona, sesuai perintah Nona, aku sudah mengunggah video itu. Lihat ini, Lucy dan kedua temannya berkelahi!"
Ariel pun menyodorkan ponselnya ke hadapan Clarine.
Clarine pun memandangi layar ponsel Ariel. Rasanya mengerikan sekali melihat tiga orang wanita itu berkelahi dengan membabi-buta.
"Wah, ternyata wanita satu ini kuat juga, ya. Coba lihat bagaimana Nona Lucy sanggup melawan dua orang sekaligus! Sayang banget dia nggak masuk dalam dunia gulat," komentar Ariel dengan sen
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda