Suara-suara Erotis
“Duh, lelahnya.” Lita membaringkan tubuhnya ke atas kasur yang begitu empuk.
Dirinya benar-benar begitu lelah sekali. Rasanya tenaganya habis terkuras tak tersisa.
Daniel yang baru tiba mengunci pintu kamar mereka dengan pelan, tak lupa pintu utama juga dikuncinya. Walaupun ini rumahnya sendiri. Ia harus tetap selalu berwaspada. Jaga-jaga jika pengganggu datang.
Bukan maling atau orang jahat yang dia takutkan. Melainkan beberapa orang. Termasuk sang Bunda tercinta dan juga mertuanya.
Entah sudah berapa kali dirinya dan sang istri kepergok bercumbu oleh tamu-tamu yang tidak diundang bak jailangkung. Hal itu tentu saja membuat seorang Daniel begitu kesal dan emosi. Sedang enak-enaknya menikmati surga dunia eh, malah diganggu. Siapa yang tidak akan kesal dan emosi coba? Semua orang pasti akan begitu.
“Sayang,” lirihnya pelan sambil berjalan mendekati sang istri.
Lita menoleh dan tersenyum. “Ada apa Mas?”
Kini, Daniel sudah ikut berbaring di samping istri tercinta. “Tidak ada. Kamu kelihat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda