Nggak Usah Malu.
Suasana gembira begitu terasa. Pagi ini, Lita dan Daniel sarapan bersama sang Mama dan Papa.
Lita terlihat begitu senang. Terbukti wajahnya tampak berseri-seri sedari tadi. Senyuman cantik tak pernah hilang dari wajahnya itu.
Daniel yang melihatnya juga begitu senang. Tanpa sadar, ia terus memperhatikan istri kecilnya tersebut.
Hal itu tak luput dari perhatian Calisa dan Dicky.
'Astaga. Sepertinya Daniel mempunyai rasa kepada anakku. Syukurlah.'
'Apa Daniel sudah jatuh cinta kepada anakku? Jika iya. Hal itu bagus sekali. Aku harap pernikahan mereka langgeng.' Dicky melihat Daniel penuh harap.
Selama ini, Dicky tahu jika anaknya itu jatuh hati kepada Daniel sejak usia belia. Karena itu, ia pun menyetujui permintaan sang istri yang menyuruhnya berbohong.
Seandainya Lita tidak menyukai Daniel. Dicky tidak mungkin mau menikahkan anaknya di usia dini. Walaupun, ia memang sedari dulu ingin menikahkan Daniel kepada anaknya.
"Lita. Makan ini dulu." Daniel menyuapi Lita dengan sesendok nasi gor
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda