Bulan Madu
"Ah itu. Tadi badan Daniel sakit semua. Karena itu Daniel memutuskan untuk berolahraga." Berusaha tetap tenang. Karena dirinya memang tidak berbohong. Dirinya memang melakukan olahraga. Namun, olahraga dalam konteks lain tentunya.
"Ternyata begitu. Lain kali tuh, olahraganya pagi aja ya. Sesekali cutilah. Jangan asyik kerja saja," tutur Calisa.
Daniel mengangguk paham. Tentu saja dirinya sudah tak terlalu berkutat dengan dokumen-dokumen yang dijuluki kekasih oleh Zio dan bundanya karena sosok sang istri kecil di hidupnya.
Malam sudah semakin larut saja. Tak terasa sudah satu jam lamanya mereka mengobrol. Dicky sedari tadi menguap dan hanya diam mendengarkan obrolan sang istri dengan sang menantu.
Dicky benar-benar begitu lelah. Hari ini, begitu banyak jadwal operasi yang ia lakukan. Belum lagi perjalanan ke sini yang memakan waktu hampir dua jam lamanya.
"Daniel. Kapan kalian bulan madu? Mama sudah tidak sabar ingin menimang cucu," ujar Calisa antusias.
Daniel yang sedang minum langsun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda