Bab 47
Kalau bukan karena ingin bertemu dengan Wibowo, Zakir si gengsi itu pasti sudah pergi.
Di saat itu juga, Malik mendekat dan berkata dengan enggan, "Zakir, ayo masuk ke aula dalam!"
"Apa?"
Zakir tertegun sejenak dan bertanya dengan tidak percaya, "Kami boleh masuk?"
"Ya."
Malik kembali bertanya dengan nada tidak senang, "Kalian mau masuk atau nggak?"
Tepat ketika Zakir hendak menjawab, dia mendengar Teguh berkata, "Nggak."
Zakir tertegun sejenak, lalu dia menegurnya, "Teguh, apa otakmu bermasalah?"
Rina juga ikut memarahinya, "Teguh, tutup mulutmu! Kamu nggak perlu ikut campur!"
Teguh mengabaikan Zakir dan Rina, lalu dia menatap Malik. "Pak Malik, apa kamu lupa dengan kata-kataku tadi? Sudah kubilang, begitu aku duduk, kamu nggak akan bisa mengundangku untuk masuk dengan mudah."
"Terserah kamu mau atau nggak. Kami mau masuk!"
Tidak semua orang bisa duduk di meja aula dalam. Yang bisa berada di sana adalah pengusaha ternama di Kota Senggigi. Jika mereka masuk ke aula dalam, mereka bisa l
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda