Bab 22
"Kamu terlibat penyelundupan di Bea Cukai Kota Senggigi!"
"Jika sampai ketahuan, menurutmu apa yang akan terjadi nanti ...."
Sebelum Teguh selesai bicara, Erik tersentak bagai kucing yang ekornya terinjak. Kemudian, mengacungkan jarinya yang gemetaran ke arah Teguh. "Kamu ... siapa kamu sebenarnya?"
Hanya dengan menelepon, semua perbuatan kotornya langsung terbongkar. Teguh jelas bukan orang sembarangan.
Jika perbuatannya sampai bocor ke publik, bisa dipastikan Erik akan menghabiskan sisa hidupnya dengan menjahit di penjara.
Teguh memandang Erik yang bercucuran keringat sambil tersenyum ramah. "Pak Erik, bukankah saya sudah pernah bilang?"
"Saya hanya asisten junior di kantor Pak Zakir. Hari ini saya datang secara khusus untuk memperingatkan semua orang di sini."
Teguh selesai bicara, tetapi ponsel Erik masih berdering. Nada dering ponselnya yang terus berulang membuat Erik ketakutan.
Pada akhirnya, Erik pun sadar.
Asisten junior di hadapannya tidak bercanda.
Andai Erik tidak bersedia
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda