Bab 42
Sebenarnya sewaktu di rumah lama, Windy sudah menduga Debby-lah yang mengirim foto itu.
Itu sebabnya tadi di dalam ruang rawat, dia terus membujuk Debby dengan lembut agar Debby mengakui kepada Hendry.
Hendry menutup telepon, lalu menengadah menatap Windy.
Windy balas menatap pria itu dengan dingin, lalu tersenyum dengan dingin. "Maaf aku jadi mengecewakanmu, Pak Hendry. Ternyata bukan aku yang mengirim foto itu, tapi Debby."
Hendry balas mengernyit tanpa berkomentar apa-apa.
Windy pun berjalan pergi.
Namun, saat berjalan melewati samping Hendry, Hendry tiba-tiba menarik lengan Windy yang ramping.
Windy refleks menepiskan tangannya dengan kasar, dia sama sekali tidak mau bersentuhan dengan Hendry.
"Nenek khawatir sekali setelah kamu pergi sampai Nenek pingsan. Nenek juga mengigau memanggil namamu. Kapan-kapan jenguklah Nenek."
Setelah berkata seperti itu, Windy langsung berjalan pergi.
Bu Intan pun berjalan menghampiri, lalu berujar dengan suara pelan, "Pak Hendry, sepertinya Bu Windy
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda