Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 4

Pada hari ketiga setelah Jason pergi, Carla sudah bisa beradaptasi dan akan kembali bersekolah. Carla bersekolah di SMA 4. Harus melewati 5 halte jika naik bus umum. Setelah membeli sarapan, Carla naik bus terpagi. Melihat jalanan yang familier sekaligus asing, Carla merasa dirinya hidup kembali dan itu seperti mimpi. Layar di gedung-gedung tinggi menyiarkan berita bahwa putra Keluarga Wills, keluarga elite di Kota Titus, akan menikah dengan Nona Melisa dari Keluarga Carson. Dalam wawancara, Melisa yang berpakaian anggun tampil di depan semua orang sambil menggandeng lengan Jason. Melisa tersenyum saat menjawab pertanyaan reporter, "Ya, kami akan segera bertunangan." "Minggu depan." Reporter berseru, "Nyonya Wills, selamat atas pernikahanmu." Melisa tersenyum menawan. "Terima kasih." Kamera disorotkan pada cincin di tangan Melisa dan senyuman bahagia di wajahnya. Di sebelahnya, Jason yang berpakaian jas memberikan aura dingin dan tegas. Matanya yang gelap juga penuh ketegasan. Jason sangat tampan. Bisa dikatakan bahwa Carla tidak pernah melihat ada orang yang lebih tampan dari Jason. Namun, Melisa yang berdiri di sebelah Jason, terlepas dari tampangnya, aura mereka sangat cocok. Di mata orang-orang, mereka sangat serasi. "Jason, aku nggak akan membebanimu lagi kali ini. Aku juga nggak akan mengganggu kehidupanmu." Reporter bertanya, "Kalau begitu, mulai sekarang harus panggil Nyonya Wills, ya?" Melisa malu-malu untuk menjawab. Pada akhirnya, Jason mengalihkan topik pembicaraan ke perkembangan ekonomi dan perencanaan Grup Cakrawala ke depannya. Jason memang seharusnya menjalani kehidupan seperti itu. Jason adalah pria yang unggul, ditemani oleh istri yang tumbuh besar bersamanya. Sementara itu ... Carla hanyalah orang luar. Jason, di kehidupan ini, aku mendoakanmu agar hidup bahagia bersama Melisa sampai hari tua. Di SMA 4 Kota Titus, kelas 1F. Carla yang naik bus umum tiba di kelasnya di lantai dua. Sekarang sedang sesi belajar mandiri pagi hari. Nilai Carla tidak terlalu rendah di kelasnya. Carla tidak sepenuhnya lupa tentang pembelajaran di kehidupan lampau, masih bisa mengikuti pelajaran matematika pagi itu. "Carla, katanya kamu izin. Ke mana saja kamu?" Orang yang bertanya adalah teman sebangku Carla, Karmel Cista. Carla melirik bekas jahitan di pergelangan tangannya yang sudah dibuka lusa kemarin. Sudah hampir sembuh total sekarang. Carla asal mencari alasan untuk menjawab, "Nggak kenapa-napa, demam." "Oh, begitu! Apa kamu sudah baikan?" "Ya." Karmel bertanya lagi, "Oh, ya, katanya Irvan mengungkapkan cinta padamu. Apa itu benar? Apa kamu setuju?" Carla yang sedang membuat catatan pun berhenti. Irvan Jonathan, bagaimana mungkin Carla tidak ingat dengan nama itu? Irvan adalah musuh Jason dan bos perusahaan internet di kemudian hari. Irvan yang berasal dari keluarga biasa memulai bisnis dari nol hingga memiliki aset senilai puluhan triliun. Irvan adalah satu-satunya orang yang selevel dengan Jason. Di kehidupan lampau, Carla tahu Irvan menyukainya. Jadi, Carla memanfaatkan Irvan untuk menargetkan Melisa dan membuat Melisa kecelakaan. Setelah mengetahui hal itu, Jason sangat marah dan menjatuhkan Irvan yang tidak punya latar belakang. Dengan tuduhan sengaja mencelakai orang lain, Irvan dipenjara. Perusahaan Teknologi Apocalypse yang didirikan oleh Irvan bangkrut seketika. Di kehidupan lampau ... orang yang paling diutangi oleh Carla adalah Irvan. Hati Carla terasa sakit ketika memikirkan Irvan. Carla menahan rasa sakit itu dan berujar, "Kakakku nggak mau aku pacaran terlalu dini. Lagi pula, aku masih kecil. Aku hanya ingin fokus belajar sekarang." Irvan hanyalah orang biasa yang tidak punya latar belakang. Ibunya menderita penyakit uremia, dan ayahnya adalah dokter tradisional. Akan tetapi, Irvan berjuang keras lebih dari semua orang. Di mata para guru dan semua murid, Irvan sangat pintar. Irvan bahkan dibeasiswa untuk berkuliah di Universitas Jayakarto, tidak perlu mengikuti ujian nasional seperti siswa lain. Karmel berucap, "Sebenarnya, menurutku, Irvan lumayan baik. Lagi pula, sekarang siapa yang nggak pacaran terlalu dini! Yang penting itu nggak memengaruhi nilai kita. Mungkin Irvan bisa memberimu bimbingan belajar. Kalau begitu, bukannya kalian bisa kuliah bersama-sama nanti?" Carla menunduk ke bawah, entah sedang memikirkan apa. Sehari sebelum Carla menyayat pergelangan tangan demi Jason, Carla bertengkar hebat dengan Irvan dan menuturkan kata-kata yang menghina. Carla mengatai Irvan hanyalah orang miskin sehingga tidak akan ada masa depan jika dia berpacaran dengan Irvan dan Irvan hanya akan membebaninya .... Teringat akan kata-kata itu, Carla sangat menyesal sampai ingin menampar diri. Di kehidupan lampau, Irvan adalah orang yang paling baik padanya selain Jason. Karmel melanjutkan, "Kamu selalu bicara tentang kakakmu. Sebenarnya kakakmu kerja jadi apa?" Carla menjawab, "Nggak tahu, kakakku sibuk sekali. Sudah lama aku nggak kontak dengannya." "Irvan, kamu kenapa hari ini? Payah sekali kamu main bola?" Suara di lorong terdengar sampai ke dalam kelas. Orang yang berbicara adalah sahabat Irvan. Carla termangu. Begitu menoleh ke luar, Carla melihat Irvan yang jangkung, berkulit sawo matang, berwajah tegas dan tampan, serta memakai seragam berlengan pendek berjalan lewat di lorong. Karmel mengayun lengan Carla. "Lihat, itu Irvan." "Sebenarnya, Irvan lumayan tampan juga." Seolah-olah mendengar percakapan mereka, Irvan pas menoleh ke sana dan bertatapan dengan Carla. Carla teringat bahwa Irvan menanggung semua tuduhan di kehidupan lampau dan dipenjara seumur hidup. Hati Carla terasa perih. Carla selamanya berutang kata "maaf" pada Irvan! Melihat tatapan Carla yang seperti melihat orang asing, Irvan dengan cuek memalingkan mata dan pergi. Dari jauh, terdengar bahwa teman Irvan bertanya, "Kamu dan Carla nggak jadi? Kamu berhenti mengejarnya?" Carla tidak mendengar jawaban Irvan. Entah apa yang Irvan katakan. Semua siswa di SMA 4 tahu bahwa Irvan menyukai Carla. Guru pun sudah beberapa kali memanggil Carla untuk membicarakan tentang Irvan. Guru khawatir Carla akan pacaran di usia dini. Carla berkenalan dengan Irvan ketika baru masuk kelas 1 SMA. Pada sesi belajar mandiri malam Jumat, Carla pulang larut malam. Di gang yang sering dilewati dalam perjalanan pulang, Carla berpapasan dengan Irvan yang sedang berkelahi sampai berdarah-darah. Carla pun membantu Irvan memanggil mobil ambulans .... Kedua kali, Irvan menyelamatkan Carla yang nyaris dianiaya oleh preman. Ketiga kali ... Carla datang bulan dan pingsan saat lari. Irvan kebetulan juga sedang pelajaran olahraga. Tanpa menghiraukan tatapan para guru dan murid, Irvan menggendong Carla ke ruang UKS. Lama-kelamaan, mereka pun saling kenal .... Carla paling lemah di pelajaran IPA dan nilainya selalu tidak lulus. Irvan selalu mengajari Carla dengan sabar. Hubungan mereka sangat dekat sampai membuat orang salah mengira mereka sedang berpacaran. Pelajaran kelas 1 SMA tidak terlalu sulit sehingga siswa yang tidak tinggal di asrama sekolah diizinkan untuk tidak mengikuti sesi belajar mandiri malam hari. Di jam pulang sekolah. Carla memikul tasnya dan meninggalkan sekolah. Saat sampai di halte bus, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di depan Carla ....

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.