Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

Jason membantu Carla meminta izin dengan pihak sekolah selama seminggu. Sejak Carla keluar dari rumah sakit, Jason tidak pernah datang. Pukul 12 tengah malam, Carla bangun dan merasa haus. Jadi, dia keluar kamar membawa gelas untuk mengambil air. Carla mendengar suara langkah kaki yang familier di luar. Sebelum orang di luar sempat mengetuk pintu .... Carla mengintip melalui lubang intip, Jason pulang dalam keadaan mabuk. Ditemani seorang pria berpakaian jas hitam yang adalah asisten Jason, Carlos Genda. Carla bergegas membukakan pintu. Carlos langsung memapah Jason ke sofa. Carlos tahu tentang Carla. "Pak Jason minum terlalu banyak di jamuan. Nona Carla, tolong rawat Pak Jason." Carla juga mengenal Carlos karena sudah sering bertemu dengannya. Carla mengangguk. "Maaf merepotkanmu, Pak Carlos." Setelah Carlos pergi, Carla berjalan menuju sofa untuk melepaskan jas dan sepatu Jason. Jason hanya akan pulang ke rumah Carla ketika sudah tidak tahan untuk tinggal di rumah Keluarga Wills atau memiliki beban pikiran. Rumah Keluarga Wills penuh dengan konspirasi demi memperebutkan kekuasaan, seolah-olah bisa memakan manusia. Jason membuka matanya yang buram dan melihat seorang gadis yang memakai gaun tidur usang. Gaun itu pas sampai lutut, samar-samar menampakkan paha gadis itu yang putih dan ramping. Carla mengambil semangkuk sup penghilang mabuk yang sudah disiapkan dalam kulkas dan membawakannya untuk Jason. Tatapan Jason membuat Carla sedikit canggung. Carla dengan waswas merawat pria di depannya. Rasa takut pada Jason di kehidupan lampau masih tersirat di mata Carla. Mata Jason yang gelap agak buram karena mabuk. "Lukamu sudah sembuh?" Carla terkejut karena Jason tiba-tiba bersuara. "Sudah ... sudah hampir sembuh. Terima kasih atas perhatian Kakak." "Kenapa nggak pakai baju baru yang dibelikan untukmu?" Jason memicingkan mata, dengan jelas melihat ketakutan Carla. Sejak keluar dari rumah sakit, Carla sepertinya sangat takut padanya! Carla menjawab, "Masih dijemur di balkon, belum dimasukkan." Rumah ini agak usang, tetapi Jason selalu memenuhi kebutuhan material Carla. Carla berjalan ke samping Jason dan duduk di bangku. Gaun tidur Carla tipis, tetapi tubuhnya belum berkembang sepenuhnya. Carla menyendok sup penghilang mabuk ke bibir tipis Jason, tetapi tidak berani menatap Jason. "Kakak, jangan minum bir kebanyakan lagi, nggak baik untuk kesehatan." Jason meminumnya. "Ya." Itu adalah jus tomat yang ditambah gula, sangat berkhasiat untuk menghilangkan mabuk. Kini, Jason berstatus sebagai CEO perusahaan. Jason harus menemani klien dan minum bir, wajar Jason mabuk setiap kali. Sejak punya ingatan, Carla sudah bisa merawat Jason. Melihat luka di punggung tangan Jason, Carla bertanya dengan khawatir, "Tanganmu terluka? Apa yang terjadi?" Jason menarik napas dalam-dalam dan meletakkan lengannya ke mata. "Tergores, nggak apa-apa." Jason memberikan proyek pengembangan Kawasan Belatin pada Keluarga Carson. Tuan Besar Samuel marah besar sehingga melempar gelas. Jason tergores oleh pecahan gelas yang terpental. Luka Jason tidak parah, sepertinya sudah beberapa jam yang lalu. Sudah tidak berdarah lagi sekarang. Dibandingkan dengan cedera sebelumnya, luka Jason kali ini ... cukup ringan. Melihat Jason tidak ingin mengungkit hal itu, Carla merapatkan bibir dan beranjak dari lantai. Tanpa mengatakan apa-apa, Carla pergi ke kamar untuk mengambil kotak P3K. Kemudian, Jason merasakan sentuhan lembut di jarinya dan langsung membuka mata. Carla sedang mengoleskan betadine ke lukanya menggunakan kapas. Mata Jason menjadi lebih gelap. Jason secara diam menatap rambut panjang hitam Carla menjuntai dari bahunya. Kulit Carla putih dan cerah, mulus seperti telur rebus yang sudah dikupas. Mata Carla jernih dan polos, sungguh naif. Carla belum sepenuhnya tumbuh dewasa. Kelak, kecantikan Carla akan menggerakkan hati semua pria. Setelah itu, Carla membalut luka Jason menggunakan kapas. Carla berceloteh lagi, "Kakak harus lebih hati-hati ke depannya, jangan sampai terluka lagi." Jason menyahut, "Ya." Begitu memalingkan mata dari luka Jason, Carla menyadari Jason sedang menatapnya. Carla langsung menghindar. Carla tiba-tiba bertanya, "Kapan Kakak akan menikah dengan Nona Melisa?" Seketika, sikap Jason menjadi dingin. "Dia sudah mencarimu?" Carla menggelengkan kepala. "Nggak. Beberapa hari lalu, aku lihat Kakak di televisi. Bukannya Kakak bilang mau nikah dengan Nona Melisa?" "Kalau Kakak menikah nanti, apa Kakak akan mengajakku ke resepsi?" Usai membalut luka Jason, Carla membuat simpul pita di punggung tangan Jason. Jason menatap lurus pada Carla, seolah-olah ingin menemukan sesuatu di mata Carla. Mata Carla tenang tak beriak. Telah terjadi perubahan pada Carla sejak keluar dari rumah sakit. Jason berkata, "Carla, aku nggak akan sering ke sini lagi." Tangan Carla terhenti. Dia tahu apa yang hendak dikatakan oleh Jason. Keluarga Wills dan Keluarga Carson akan segera menikahkan mereka. Dengan menikahi Melisa, kedudukan Jason di Keluarga Wills akan menjadi lebih kokoh. Di kehidupan lampau, Carla merengek tidak mau meninggalkan Jason. Jason tidak punya pilihan selain membawa Carla ke rumah Keluarga Wills. Baru setelah tinggal di sana, Carla tahu bahwa rumah Keluarga Wills sangat berbahaya. Jika bukan karena orang-orang di Keluarga Wills takut pada Jason, Carla mungkin sudah mati. Namun, kali ini ... mungkin sudah waktunya untuk berpisah dengan Jason. Bagaimanapun, tidak ada ikatan darah antara Carla dan Jason. Carla-lah yang selalu ingin bersama Jason. Jason sudah cukup berbaik hati pada Carla. Carla mengangguk. "Aku tahu, Kakak. Aku akan merawat diriku dengan baik. Walau nggak ada Kakak dalam tiga bulan ini, aku tetap baik-baik saja, bukan?" "Aku sudah berumur 16 tahun sekarang, aku bisa memasak dan mencuci baju. Biaya hidup yang Kakak berikan sebelumnya selalu kutabung. Aku bisa pakai sampai kuliah." "Kakak, lakukanlah apa yang harus kamu lakukan." "Aku akan baik-baik saja." Jason membelai rambut panjang Carla. "Apapun yang terjadi, kamu bisa telepon Kakak." Carla mengangguk seraya tersenyum. Carla sudah tidak lagi mencintai Jason. Sebelum pergi, Jason meninggalkan selembar kartu bank. Sandinya adalah hari di mana Carla meninggalkan panti asuhan. Hari itu ... juga hari ulang tahun Carla. ... Jason benar-benar sudah pergi. Saat Carla mencoba untuk menelepon Jason, nomor Jason sudah tidak aktif. Tidak mungkin jika Carla tidak memiliki gejolak perasaan atau tidak bersedih hati. Carla ... adalah anak yatim piatu. Selain Jason, Carla tidak punya kerabat yang lain. Sekarang, Jason pun pergi. Ke depannya ... Carla hanya sendirian! Namun, memangnya kenapa? Tanpa campur tangannya kali ini, Jason pasti akan segera menikahi Melisa.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.