Bab 89
"Haha, Dirga benar-benar orang yang sibuk," kata Wahyu.
Wahyu tertawa sinis dan berkata dengan nada aneh.
Wahyu kemudian mengibaskan jaket pejabatnya dan tampak superior.
"Tapi ...." ucap Wahyu. Dia menarik nada panjang, lalu berkata, "Dirga masih mengikuti jejak lamamu. Masa depan apa yang bisa dia miliki kalau bekerja sebagai seorang pengusaha? Daripada mengejar reputasi palsu karena lulus lebih awal, lebih baik belajar dengan tenang dan menjadi orang yang berwawasan luas," ucap Wahyu.
Dia meremehkan kami secara tidak langsung.
Ibuku terlihat tidak senang, sedangkan ayahku agak sedih.
Ayah selalu tulus kepada Wahyu, juga selalu mengalah.
Namun, balasan yang Ayah dapatkan adalah penghinaan dari paman pertamaku itu.
Ekspresiku terlihat dingin.
"Pantas saja Kak Aldo memperpanjang kelulusannya selama satu tahun, itu pasti karena dia belajar menjadi orang yang berwawasan luas seperti yang Paman katakan, 'kan?" tanyaku balik sambil mencibir.
Ayah terbatuk dua kali, lalu menegurku, "Dirga."
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda