Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 88

Di rumah Keluarga Wiyasa. Ibuku sangat senang melihat kepulanganku. "Nak, kenapa kamu jadi kurus?" tanya Ibu. Apakah aku kurus? Aku merasa tidak ada yang berubah. Ayah mengangkat kepalanya dan melirik ke arahku, "Menurutku nggak, kamu yang membayangkan dia kurus. Aku merasa dia lebih gemuk dari sebelumnya." "Pria lebih baik kelihatan gagah, jangan seperti ayam kecil," kata Ayah. Sudut mulutku berkedut saat mendengarnya. "Diam saja kamu, itu bukan urusanmu," ucap Ibu sambil memutar matanya. Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres di rumah. Apakah karena paman pertamaku lagi? "Bu, kalian bertengkar lagi? Kenapa?" tanyaku. Aku berpura-pura seolah tidak peduli. Ibuku tidak menahan amarahnya kali ini dan langsung mendengus dingin. "Itu semua karena ayahmu," kata Ibu. "Dia selalu nurut dengan paman pertamamu. Kalau pamanmu mengeluh, ayahmu akan luluh," kata Ibu. Dia menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan terus mengeluh, "Ayahmu bahkan nggak sadar telah dimanfaatkan oleh dia. Aku heran bag

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.