Bab 79
Aku akui tindakanku ini memang kurang pantas.
Bagaimana mungkin Zidan masih berpikir untuk menahan emosi dan bermain?
Jika Zidan bisa menahan dirinya, aku akan mengaku kalah.
Namun, aku yakin dia tidak bisa melakukannya.
Buktinya, aku benar.
Zidan mendengus dingin, lalu berkata, "Bagus sekali."
"Kaila, apakah kamu memanggilku ke sini untuk mempermalukanku? Hubunganmu dengannya lebih dari sekedar teman," ucap Zidan.
"Aku akan memberimu sedikit nasihat. Jangan mencari pria yang terlalu muda dan nggak mampu menghadapi masalah. Kehidupan materi seperti apa yang bisa dia berikan padamu? Dia masih muda, beraninya dia menantangku!" lanjutnya.
Zidan akhirnya menyadari tujuan aku bermain piano.
Dia merasa marah dan memberiku nasihat seperti orang berprestasi.
Aku menundukkan kepala untuk memeriksa diriku.
Hari ini aku mengenakan pakaian yang sangat sederhana untuk kenyamanan pergi ke lokasi acara.
Yang kupakai adalah kaos putih, celana jeans dan sepatu putih.
Penampilan ini memang terlihat sang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda