Bab 371
Telinga Marsha terasa berdenging sehabis terkena tampar. Dia menggenggam bola kecil itu dengan erat, sementara ayahnya dan ibu tirinya bergantian memarahinya.
Mereka menghinanya, menyebutnya tidak tahu malu, tidak punya harga diri dan lain sebagainya ...
Setelah mencaci putrinya, Deka pun berpaling menatap Janu. Namun, dia tidak berani melakukan apa-apa. Bahkan mencaci saja tidak berani.
Deka akhirnya hanya berkata, "Pergi sana! Jangan sampai aku melihatmu lagi!"
Janu melirik Marsha yang berada di atas lantai, lalu menjilat bibirnya dan berkata, "Pikirkan baik-baik, ya! Setelah itu kamu bisa menemuiku!"
Janu pun segera berlalu diiringi dengan tatapan membunuh dari Marsha.
Amarah Deka makin tersulut. Dia menunjuk-nunjuk Marsha dengan ekspresi kecewa. "Kamu habis berjanji yang macam-macam dengan bocah itu, ya! Bisa-bisanya putriku menjadi begitu nggak tahu malu begini!"
"Sudahlah, kamu juga bukannya baru tahu soal sifat buruk putrimu ini. Dia 'kan sudah besar dan punya pemikirannya sendi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda