Bab 77
"Apa salah Marco sampai kamu tega berbuat seperti ini padanya? Ini cuma soal kuota rekomendasi. Apa nggak bisa diselesaikan dengan uang saja?"
Emosi Liana memuncak saat dia berteriak marah.
Napasnya tersengal-sengal dan matanya yang penuh amarah menatap acuh tak acuh ke Devan.
Karin dan Desi sama-sama tidak berbicara. Mereka hanya berdiri diam di tempat.
Sejak mereka tahu identitas Marco sebenarnya, mereka merasa ada yang tidak beres.
Melihat keberpihakan semua orang, mereka enggan untuk ikut mendukung tindakan yang salah.
Terutama Karin, yang mulai meragukan masa lalu Devan di Keluarga Atmaja setelah membaca tulisan yang dibuat Devan.
Karin juga berharap bisa menemukan kebenaran.
"Haha ...."
Tiba-tiba, terdengar tawa penuh ejekan.
Devan tertawa sinis saat menatap dingin pada Keluarga Atmaja di hadapannya.
Makin lama, ini terasa konyol baginya. Bahkan sulit dimengerti.
Apa mereka semua sudah tidak waras?
Jelas-jelas Devan-lah yang mendapat nilai sempurna dan surat rekomendasi.
Namun, k
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda