Bab 66
Suasana di seluruh ruangan menjadi sangat suram.
Keheningan yang senyap.
Bahkan, angin dingin yang bertiup, membuat suasana makin suram.
Tidak ada senyuman di wajah semua orang. Mereka hanya saling menatap.
Itu terlalu canggung!
Terutama orang-orang dari Keluarga Atmaja. Mereka tampak sangat terkejut. Tatapan mereka makin kosong.
"Apa? Jadi, maksudmu telepon ini bukan dari SMA 1, tapi dari SMA 7?"
Suara Fredi terdengar sangat keras, bergema di seluruh ruangan.
"Tapi Marco ada di SMA 1. Kenapa bisa dapat telepon dari SMA 7?"
Liana bergumam pelan, menjadi makin bingung.
Semua orang juga merasa bingung.
Ini benar-benar tidak masuk akal!
"SMA 7 ...."
Karin bergumam pelan, memikirkan sebuah kemungkinan.
Kemungkinan ini bahkan lebih mengejutkan hatinya.
Karena satu-satunya orang yang bersekolah di SMA 7 adalah Devan!
Namun, apa belajarnya sebaik itu?
"Kalian yakin nggak keliru? Kenapa SMA 7 bisa meneleponku?"
"Tolong dicek lagi. Seharusnya nggak susah melacaknya karena nilai ujian simulasi a
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda