Bab 61
Namun.
Marco masih belum ingin menyebutkan nama pelakunya. Dia hanya menyeka air matanya.
"Jangan takut, Nak. Siapa pun yang menindasmu, Ibu nggak akan tinggal diam!"
Sonia berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosinya dengan menarik napas dalam-dalam.
Dia tidak hanya mengkhawatirkan kesehatan fisik Marco, tetapi juga kesehatan mental Marco!
Jika ini benar-benar kasus perundungan, ini bisa membuat trauma seumur hidup!
Itu yang paling mengerikan!
"Berani-beraninya mengganggu adikku. Aku akan cari dia, rekam, dan viralkan. Biar dia nggak bisa hidup tenang!"
Liana menggertakkan giginya dengan keras. Seluruh tubuhnya bergetar karena marah.
Pada saat ini, suasana menjadi makin tegang dan mencekam.
Semua orang menunggu tanggapan Marco.
Merasa bahwa waktunya hampir tepat, Marco perlahan mendongakkan kepala.
Dia menarik napas panjang dan perlahan berbicara.
"Kalian nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja."
"Tadi, aku cuma mau menyemangati Kak Devan, tapi karena mobilku terlalu cepat dan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda