Bab 494
"Ayah, kenapa Ayah menatapku seperti itu?"
"Apa yang terjadi?"
Della merasa sedikit takut saat ditatap seperti itu dan bertanya dengan gugup.
Bahkan, Amelia juga merasa agak penasaran dan berkata, "Cepat beri tahu aku."
Lucas perlahan-lahan menyimpan ponselnya. Senyum gembira terlihat di wajahnya.
Dia menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menatap Della dengan saksama.
Beberapa saat kemudian.
"Harus kuakui, Nak. Seleramu memang bagus."
Lucas berkata dengan penuh arti.
"Hah?"
"Ayah, kenapa Ayah masih membicarakannya?"
"Kalau terus begini, aku akan kabur dari rumah."
Della berdiri dengan kesal dan memalingkan wajah ke samping.
Dia juga merasa sangat kesal di dalam hati.
Benar-benar tidak ada habisnya.
Sudah sampai di titik ini, kenapa masih membicarakannya?
Della merasa agak jengkel.
"Memangnya aku bilang apa?"
"Aku sedang membicarakan Kue Bunga Senja. Kamu memang punya selera yang bagus."
"Kenapa kamu bersikap seperti itu? Apa kamu pikir aku sedang membicarakan soal Devan?"
Lucas menga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda