Bab 478
Segera.
Sebuah mobil SUV melaju meninggalkan tempat itu, membawa sebuah kotak Kue Bunga Senja.
"Bos, maksud Bos, Bos mau lihat dulu bagaimana orang-orang menilai produk ini?"
"Kalau mereka menyukainya, kita bisa terus memproduksinya?"
Yasir bertanya dengan penasaran.
"Benar."
Devan mengangguk, memberi jawaban.
Dia mulai mengakui kemampuan Yasir, yang langsung menebak apa yang Devan pikirkan.
"Tapi, bagaimana kalau yang menyukai produk ini cuma segelintir orang?"
Yasir bertanya lagi.
"Kalau begitu, coba pikirkan cara lain. Karena sekarang ini, nggak ada cara lain untuk mengubah resepnya."
Devan tersenyum pasrah.
Kemudian.
Mereka pun segera menuju ke sebuah tempat.
Itu adalah pintu masuk mal terbesar di Yuwana, di mana banyak orang berlalu-lalang.
"Di sini saja, di depan pintu."
Devan memberi instruksi, "Jangan lupa untuk melakukan survei."
"Baik."
Yasir mengangguk dengan mantap.
"Lanjutkan pekerjaan kalian. Kami akan kembali nanti."
Devan dengan santai melambaikan tangannya, memberi isy

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda