Bab 463
Sebenarnya, mereka sama sekali tidak menganggap Yuwana sebagai tempat yang berarti.
"Dua menit sudah berlalu, tapi nggak ada satu pun orang dari perusahaan ini yang datang."
"Kalau ini terjadi di Kota Andalus, perusahaan semacam ini pasti sudah bangkrut sejak lama!"
"Sama sekali nggak tahu aturan!"
Rendi melirik jamnya, lalu menatap pintu ruangan dengan tatapan dingin.
"Huh! Aku sudah bilang, inilah ciri khas orang dari kota kecil!"
Kevin mengejek dengan nada merendahkan.
Tepat pada saat itu, pintu ruangan terbuka.
Devan dan Della masuk ke dalam.
Begitu mereka masuk, ruangan langsung diselimuti keheningan.
Kevin dan Rendi langsung tertegun. Tatapan mereka terpaku pada Della, seakan tidak bisa mengalihkan pandangan.
Hati mereka berdebar kencang, mata mereka memancarkan cahaya yang begitu memikat.
Sungguh cantik luar biasa!
Ketika melihatnya dari dekat, wanita ini tampak makin memesona!
Kulit ini, tubuh ini, serta wajah ini.
Bahkan di Kota Andalus, wanita seperti ini termasuk dalam kelas

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda