Bab 41
Terlihat sangat akrab sekali.
Kemudian, keduanya bersiap untuk pergi.
Saat ini, Devan sedang mengendarai sepeda listrik.
Devan secara khusus membeli sepeda listrik ini untuk dirinya dan Erica, agar nyaman saat berangkat dan pulang sekolah.
Selain itu, Erica juga tidak perlu menunggunya lagi.
Jadwal masuk sekolah dan istirahat di kelas satu dan kelas tiga tidak sama. Lagi pula, kelas tiga jauh lebih sibuk.
"Bukankah itu Kak Devan?"
Marco berpura-pura sedikit bersemangat seraya menunjuk ke arah Devan.
"Cih! Apa gunanya pamer? Dia baru saja membeli sepeda listrik dengan uang yang dicuri dari Keluarga Atmaja!"
Liana memutar matanya, wajahnya dipenuhi dengan rasa jijik terhadap Devan.
"Mungkin Keluarga Wisesa yang membelikannya untuknya. Aku akan pergi menyapa Kak Devan!"
"Mungkin, aku bisa ngobrol baik-baik dengannya dan meminta maaf dengan benar. Walaupun aku harus berlutut sekalipun!"
"Selama aku bisa mengajaknya pulang, aku bersedia melakukan apa saja!"
Marco berujar dengan nada serius.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda