Bab 281
Marco melihat batu mentah itu.
Dia juga melihat di tengah batu kasar itu, ada potongan berwarna hijau tua.
Sungguh indah!
"Sudah lihat?"
Liana bertanya dengan mendesak dari belakang.
"Sudah, sudah lihat!"
"Kak Liana, kenapa benda itu diletakkan di tempat yang begitu mencolok?"
"Apa Kak Devan nggak takut kalau barang itu dicuri?"
"Apa kita bisa menghubungi Kak Devan sekarang?"
Mata Marco berbinar-binar, menatap tajam ke Liana.
"Aku nggak bisa menghubunginya, makanya aku khawatir."
"Kalau kita nggak berjaga di sini, mungkin batu ini akan dicuri."
"Kalau besok dia nggak bisa memberikan batu mentah itu pada ayah, ini akan jadi masalah besar."
Liana mengatakan dengan serius dan tegas.
Setiap kata yang dia ucapkan jelas demi kepentingan Keluarga Atmaja.
Mereka saling memandang, seakan bisa membaca pikiran satu sama lain.
"Kak Liana, aku juga khawatir kalau batu itu dicuri!"
"Kalau Kak Devan tahu, dia pasti akan sangat kecewa! Bisa jadi dia nggak akan bisa kembali ke Keluarga Atmaja."
"Bagaim
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda