Bab 280
"Apa?"
Liana langsung marah besar, api kemarahan berkobar di dalam dirinya.
Dia dihina seperti ini?
Bajingan!
"Dasar berengsek. Kalau saja aku nggak ada urusan denganmu, sudah aku robek mulutmu itu!"
Liana berkata dengan penuh amarah.
Namun, saat itu dia tidak bisa menghubungi siapa pun, membuatnya makin gelisah.
Dia harus mendapatkan jawaban yang pasti agar bisa pergi dan memberitahu ayahnya!
Setelah berpikir sejenak, Liana hanya bisa menunggu dengan sabar di sini.
Dia berharap Devan dan yang lainnya segera kembali.
Dengan pemikiran seperti itu, dia tak bisa menahan diri dan berjalan menuju tempat tinggal mereka. Dia berdiri di tepi jendela balkon dan mencoba mengintip ke dalam.
"Jangan-jangan sembunyi di sini dan sengaja nggak keluar?"
Liana bergumam.
Tiba-tiba.
Tatapan Liana tertuju pada suatu tempat.
Di atas meja makan, ada sepotong batu giok yang tergeletak begitu saja.
Liana bahkan bisa melihat permukaan batu alam tersebut, muncul kilauan warna hijau tua di dalamnya!
Sebagai sese
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda