Bab 214
Seperti batu yang dilempar ke air tenang, ucapan Liana langsung memicu gelombang besar.
Para penggemar yang menyaksikan siaran langsungnya segera meluapkan ketidakpuasan mereka.
Semua orang menyampaikan pendapat, membanjiri layar dengan komentar.
"Apa? Siapa yang berani macam-macam dengan Liana? Aku akan menghajarnya!"
"Di zaman sekarang apa masih ada yang berani membawa pisau dapur? Apa dia sudah bosan hidup?"
"Jangan takut, Liana. Aku akan melaporkannya ke polisi! Kalau kamu takut, datang saja ke rumahku, aku akan melindungimu!"
"...."
Liana yang sedang kesal merasa makin terganggu melihat komentar-komentar yang tidak enak dibaca itu. Ekspresinya berubah kesal, menunjukkan rasa muaknya.
"Aku nggak sedang bercanda dengan kalian. Tapi aku nggak bisa melapor ke polisi, karena orang itu ... adalah kerabatku!"
"Dia menindas adik perempuanku, tapi aku nggak bisa melawannya. Jadi, aku merasa sangat kesal!"
"Untuk para pria pecundang yang hanya ingin mengambil kesempatan, sebaiknya kalian ce
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda