Bab 208
Dalam sekejap.
Aura mengerikan menyelimuti Devan, seperti pemburu yang siap menerkam.
Matanya, seperti binatang buas yang ganas, memancarkan kengerian.
Tangannya gemetar menggenggam pisau dapur.
Dia belum pernah membunuh orang, bahkan memegang pisau seperti itu pun terasa asing baginya.
Sangat menakutkan.
Seolah hanya dengan satu dorongan, dia bisa menghabisi lawannya.
Namun, itu bukan tujuannya.
Genggamannya yang erat menunjukkan tekadnya.
Devan berdiri untuk melindungi!
"Sudah dengar apa yang aku katakan?"
Devan menatap dengan sorot mata berkilat, lalu berbicara dengan suara dingin.
Saat itu juga.
Semua orang di sekitar tempat kejadian terdiam dan terpana, menatapnya dengan keterkejutan luar biasa.
Tak ada yang menyangka bahwa Devan akan nekat mengambil pisau dapur.
Tindakan itu jelas begitu berbahaya!
"Tenang, tenangkan dirimu! Jangan gegabah!"
Desi mencoba membujuk dengan serius.
"Aku sangat tenang dan aku nggak gegabah!"
Devan mengangkat pisau dapur, menatap lurus ke arah Desi.
Sa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda